BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa nifas atau puerperium dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira selama 6 minggu.
Pada masa ini terjadi perubahan-perubahan fisiologis,yaitu:
1. Perubahan fisik
2. Involusi uterus dan pengeluaran lokhia
3. Laktasi /pengeluaran ASI
4. Perubahan psikis
B. Tujuan
Tujuan asuhan masa nifas yaitu :
1. Menjaga Kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun psikologik
2. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi pada bayinya dan perawatan bayi sehat.
4. Memberikan pelayanan keluarga berencana.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Masa nifas atau puerperium berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan yang normal.
B. Perubahan Fisilogi pada Masa Nifas
Pada masa nifas ini akan terjadi perubahan fisiologi, yaitu:
1. Alat genitalia
Alat-alat genitalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil atau sering disebut involusi, selain itu juga perubahan-perubahan penting lain, yakni hemokonsentrasi dan timbulnya laktasi karena lactogenik hormone dari kelenjar hipofisis terhadap kelenjar mammae.
2. Fundus uteri
Setelah janin lahir fundus uteri kira-kira setinggi pusat, segera setelah plasenta lahir, TFU kurang lebih 2 jari di bawah pusat. Pada hari ke-5 post partum uterus kurang lebih setinggi 7 cm di atas symfisis pusat, sesudah 12 hari uterus tidak dapat diraba lagi di atas symfisis.
Dinding uterus sendiri kurang lebih 5 cm, sedangkan pada bekas implantasi plasenta lebih tipis dari bagian lain. Bagian bekas implantasi plasenta merupakan Penanganan suatu luka yang kasar dan menonjol ke dalam kavum uteri, segera setelah persalinan.
Otot-otot uterus berkontraksi setelah post partum. Pembuluh-pembuluh darah yang berada di antara anyaman otot uterus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan perdarahan setelah plasenta dilahirkan.
Proses involusi uteri:
Involusi Tinggi fundus Berat uterus
Plasenta lahir Sepusat 1.000 gr
7 hari (1 minggu) Pertengehan pusat dan simfisis 500gr
14 hari (2 minggu) Tak teraba 350gr
42 hari (minggu) Sebesar hamil 2 minggu 50gr
56 hari (minggu) normal 50gr
3. Serviks
Segera setelah post partum bentuk servik agak menganga seperti corong. Bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri yang dapat mengadakan kontraksi, sedangkan servik uteri tidak berkontraksi, sehingga seolah-olah pada perbatasan antara korpus dan servik uteri terbentuk semacam cincin.
4. Ligamen
Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang meregang selama kehamilan dan partus, setelah jalan lahir, berangsur-angsur ciut kembali seperti sediakala. Tidak jarang ligamentum rotundum menjadi kendor yang mengakibatkan uterus jatuh ke belakang. Tidak jarang pula wanita mengeluh “kandungannya turun” setelah melahirkan karena ligamenta, fasia, jaringan alat penunjang genetalia menjadi menjadi agak kendor. Untuk memulihkan kembali jaringan-jaringan penunjang alat genitalia tersebut, juga otot-otot dinding perut dan dasar panggul dianjurkan untuk melakukan latihan-latihan tertentu.Pada 2 hari post partum sudah dapat diberikan fisioterapi. Keuntungan lain ialah dicegahnya pula stasis darah yang dapat mengakibatkan trombosis masa nifas.
C. PENANGANAN
Tindakan yang baik untuk asuhan masa nifas normal pada ibu, yaitu:
1. Kebersihan Diri
a. Anjurkan kebersihan seluruh tubuh
b. Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sanun dan air. Pastikan bahwa ia mengerti untuk membersihkan daerah di sekitar vulva terlebih dahulu dari depan ke belakang baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus. Nasehatkan ubu untuk membersihkan diri setiap kali selesai buang air kecil atau besar.
c. sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik, dan dikeringkan di bawah matahari atau disetrika.
d. sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya.
e. Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk menghindari menyentuh daerah luka.
2. Istirahat
a. Anjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan
b. Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan-kagiatan rumah tangga biasa secara perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur.
c. Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam berbagai hal :
1. Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi
2. Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan
3. Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri.
3. Latihan
a. Diskusikan pentingnya mengembalikan otot-otot perut dan panggul kembali normal. Ibu akan merasakan lebih kuat dan ini menyebabkan otot perutnya
b. menjadi kuat sehingga mengurangi rasa sakit pada punggung.
c. Jelaskan bahwa latuhan-latihan tertentu beberapa menit setiap hari dapat membantu mempercepat mengembalikan otot-otot perut dsan panggul kembali normal, seperti:
1). Tidur telentang dengan lengan di samping, menarik otot perut selagi menarik nafas, tahan nafas ke dalam dan angkat dagu ke dada, tahan satu hitungan sampai lima. Rileks dan ulangi 10 kali.
2). Ubtuk memperkuat otot vagina, berdiri dengan tungkai dirapatkan. Kencangkan otot-otot pantat dan dan panggul tahan sampai 5 kali hitungan. Kendurkan dan ulangi latihan sebsnyak 5 kali.
3). Mulai dengan mengerjakan 5 kali latihan untuk setiap gerakan. Setiap minggu naikkan jumlah latihan 5 kali lebih banyak. Pada minggu ke-6 setelah persalinan ibu harus mengerjakan latihan sebanyak 30 kali.
4. Gizi
Ibu menyusui harus:
a. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari
b. makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang cukup
c. minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui)
d. Tablet zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca bersalin
e. minum kapsul vit. A (200.000 unit) agar bias memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASInya.
5. Perawatan Payudara
a. menjaga payudara tetap bersih dan kering
b. Mengenakan BH yang menyokong payudara
c. Apabila putting susus lecet oleskan colostrums atau ASI yang keluar pada sekitar putting susu setiap kali seleswai menyusui. Menyusu tetap dilakukan dari putting susu yang tidak lecet.
d. Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI dikeluarkan dan diminumkan dengan sendok.
e. Apabila payudara bengkak akibat bendungan ASI, lakukan:
1). Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan hanagat selama 5 menit.
2). Urut payudara dari arah pangkal menuju putting atau gunakan sisir untuk mengurut payudara dengan arah “Z” menuju putting.
3). Keluarkan ASI sebagian dari nagian depan payudara sehingga putting susu menjadi lunak.
4). Susukan bayi setiap 2-3 jam sekali. Apabila tidak dapat menghisap seluruh ASI keluakan dengan tangan.
5). Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui.
6). Payudara dikeringkan.
6. Hubungan Perkawinan atau Rumah Tangga
Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti dan tidak merasakan ketidaknyamanan, aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap.
Banyak budaya mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai masa waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan. Keputusan tergantung pada pasangan yang bersangkutan.
7. Keluarga Berencana
Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil kembali. Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka ingin merencanakan tentang keluarganya. Namun, petugas kesehatan dapat mem,Bantu merencanakan keluarganyadengan mengajarkan kepada mereka cara mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
Biasanya wanita tidak menghasilkan telur (ovulasi) sebelum ia mendapatkan lagi haidnya selama menyusui. Oleh karena itu, metode amenore laktasi dapat dipakai sebelum haid pertamakembali untukmencegah terjadinya kehamilan baru. Resiko cara ini adalah 2 % kehamilan.
Meskipun beberapa metode KB mengandung resiko, menggunakan kontrasepsi tetap lebih aman, terutama apabila ibu telah haid lagi.
Pada ibu nifas juga ter jadi perubahan psikologi, seperti:
a. Taking in : focus perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri, pengalaman waktu melahirkan diceritakannya, kelelahan membuat ibu cukup istirahat untuk mencegah gejala kurang tidur,.
b. Taking hold : ibu merasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggungjawab merawat bayi, perasaan sangat sensitive sehingga mudah tersinggung jadi komunikasi kurang hati-hati, ibu butuh dukungan untuk merawat diri dan bayinya.
c. Letting go : ibu sudah mulai menerima tanggung jawab akan peran barunya, ibu sudah menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya, keinginan untuk merawat bayinya sudah meningkat pada fase ini.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS FISIOLOGIS
PADA NY. C UMUR 24 TAHUN P1A0Ah1 NIFAS 1 HARI
FASE TAKING IN
DI RSUD BANYUMAS
Tanggal masuk : 30 januari 2009 jam : 13.30 wib
Tanggal pengkajian : 30 januari 2009 jam : 14.00 wib
I. Pengumpulan Data Dasar
A. Biodata
Nama Ibu : Ny.C Suami : Tn.B
Umur : 24 tahun : 30 th
Alamat : Cilongok : Cilongok
Pekerjaan : IRT : Swasta
Status Perkawinan : Menikah : Menikah
Pendidikan : SMP : SMP
Kewarganegaraan : Indonesia : Indonesia
B. Riwayat Masuk Rumah Sakit
Ibu datang bersama keluarga dan menyatakan kenceng - kenceng sejak. Jam 10.00 wib tanggal 30 januari 2009
C. Keluhan Utama
Ibu mengatakan perutnya masih terasa mules.
D. Riwayat Kehamilan dan Persalinan saat ini
Para : 1 Abortus : 0
1. HPHT : 2-6-2008
2. HPL : 9-3-2009
3. Umur Kehamilan : 38+2 minggu
4. Tempat : Ruang Anggrek, RSUD Banyumas
5. Tanggal Persalinan : 30 januari 2009
6. Jenis Persalinan : Spontan
7. Plasenta Lahir : Plasenta lahir jam 13.35 wib
8. Penolong : Bidan
9. Lama Persalinan
Kala I : 6 jam Perdarahan : -
Kala II : 1 Jam 30 menit Perdarahan : ± 50 cc
Kala III : 8 menit Perdarahan : ± 50 cc
Kala IV : 2 Jam Perdarahan : ± 50 cc
Jumlah : 9 Jam 38 menit Perdarahan : ± 150 cc
E. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan nifas yang lalu
Nifas ini
F. Riwayat Menstruasi
Menarche : 12 tahun Banyak : 50 cc
Siklus : 30 hari Keluhan : -
Lama : 6-7 hari Keputian: -
G. Riwayat Perkawinan
Umur waktu menikah : 22 tahaun
Perkawitnan ke : 1
Lama perkawinan : 2 tahhun
H. Riwayat Kesehatan Ibu
1. Riwayat keehatan sekarang
Ibu mengatakan saat ini dalam keadaan sehat dan tidak sedang menderita penyakit menular dan menurun seperti : Asma, DM, Hipertensi, kanker, TORCH, dll.
2. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengataakan tidak mempunyai penyakit menular dan menurun seperti : Asma, DM, Hipertensi, Paru–Paru, kanker, TORCH, Hepatitis, dll, tidak ada keturunan kembar.
I. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dari pihak keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit menular dan menurun seperti : Asma, DM, hipertensi , TORCH, paru-paru, kanker, hepatitis, dll dan tidak ada keturunan kembar.
J. Riwayat kontrasepsi
Belum pernah pakai
Rencana setelah persalinan akan menggunakan KB suntik (3 bulan).
K. Data kebiasaan Sehari-hari
1. Pola Nutrisi
• Selama hamil
Frekuensi : 3 X sehari,porsi sedang, tidak ada pantangan.
Komposisi : Nasi, sayur, lauk, buah, Minum 7 – 8 gelas / hari, susu 1 gelas.
• Selama Nifas
Frekuensi : 4 X Sehari ,prsi sedang,tidak ada pantangan.
Komposisi : Nasi, sayur, lauk , buah, minum 7 – 8 gelas /hari.
2. Pola Eliminasi
• Selama hamil
BAK : 6 X / hari,bau khas,warna kuning jernih,kelhan tidak ada.
BAB : 1 X/hari, bau khas, warna kuning, tidak ada keluhan.
• Selama Nifas
BAK : 4 X /hari, warna kuning, bau khas tidak dada keluhan
BAK pertama kali 6 jam post partum
BAB : ibu belum BAB
3. Pola Istirahat
• Selama hamil : tidur malam 7-8 jam, siang 2 jam
• Selama Nifas : malam 5 jam, siang 1-2 jam
4. Pola kebersihan Diri
• Selama hamil : mandi 2 x/hari, ganti baju + celana dalam 2x/hari, gosok gigi 2 x/hari, keramas 3x seminggu
• Selama Nifas : mandi 2 x/hari, gosok gigi 2 x/hari, ganti celana dalam dan ganti baju 2 x/hari, keramas 3 x /minggu.
5. Pola Kehidupan Seksual
• Selama hamil : 1x seminggu, tidak ada kontak bleeding,tidak ada keluhan.
• Selama nifas : belum pernah.
L. Data psikologis
Emosional ibu stabil dan keluarga serta ibu sangat senang dengan kelahiran bayinya.
M. Riwayat Sosial Budaya
- Ibu tidak mempunyai pantangan dalam makanan/alergi dalam makanan dan obat.
- Ibu tidak minum jamu.
N. Data Spiritual
Ibu mengatakan taat menjalankan ibadah sesuai agamanya.
O. Pengetahuan Ibu tentang masa nifas
• Tentang masa nifas : Ibu sedikit tahu
• Tentang perawatan payudara : Ibu sedikit tahu
• Tentang kebersihan perineum : Ibu sedikit tahu
P. Pemeriksaan fisik
1. Pemeriksaan umum
• Keadaan umum : Baik, kesadaran:composmetis
• TTV
TD : 110/70 mmHg N : 84 x/ menit
S : 36o C R : 20 x/ menit
• BB Selama hamil :60 kg , BB sekarang :55 kg
• TB : 155 cm
• Status present
Rambut : Bersih, tidak rontok.
Muka : Cloasma tidak ada , tidak pucat.
Mata : Pandangan tidak kabur,konjungtiva tidak anemis,sclera tidak ikterik.
Hidung : Bersih tidak ada polip
Telinga : Bersih ,tidak ada serumen.
Mulut : Tidak sariawan , tidak ada caries dentis.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid.
Dada : Simetris , tidak ada retraksi interkostal.
Jantung : Normal
Paru : Normal
Payudara : Putting susu : menonjol Massa : tidak ada
Cairan susu : Keluar Nyeri : tidak ada
Warna : Putih kekuningan
Abdomen : Hepar : Tidak Teraba KK : kosong
Linea alba : Ada Striae : Normal
Tfu : 2 jari di bawah pusat
Ekstremitas : Atas : normal
Bawah : tidak ada oudema
Varises : tidak ada
Reflek patella : ada
Genetalia : Vulva =
Labiya mayora dan labiya minora : tidak ada kelainan
Perineum : derajat 1di mukosa vagina jahitan jelujur dengan benang catgut.
Pengeluaran per vaginam
Lochea : rubra Banyak : 50 cc
Warna : merah Bau : khas
Q. Pemeriksaan Laboratorium
Tidak dilakukan.
II. Interprestasi Data Dasar
Diagnosa : Ny C umur 24 tahun P1A0Ah1, 1 Hari post partum dalam fase taking in.
Dasar :
S : - Ibu mengatakan bernama Ny K umur 24 tahun.
- Ibu mengatakan melahirkan anak pertama jenis kelamin perempuan lahir secara spontan BB : 3150 gram, ibu mengatakan belum pernah keguguran.
O : Tanggal persalinan 30 Januari 2009
Lochea rubra warna merah, bau khas.
TFU 2 jari di bawah pusat
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : tidak ada
III. Antisipasi Masalah Dan Diagnosa Potensial
Tidak ada
IV. Menetapkan Kebutuhan Langsung Yang Dilakukan Oleh Bidan Dan Kolaborasi Dengan Tenaga Kesehatan Lain Berdasarkan Kondisi Klien.
Tidak dilakukan
V. Menyusun Rencana Asuhan
1. Periksa keadan umum ibu
2. Beri tahu ibu tentang tanda bahaya masa nifas
3. Beri tahu cara menyusui yang benar
4. Beri tahu tentang ASI eksklusif
5. Beri konseling Neonatal
6. Beri tahu tentang perawatan payudara
VI. Penerapan Rencana Asuhan
Tanggal 30 Januari 2009 Jam 14.30 WIB.
1. Memeriksa keadaan umum ibu meliputi TTV, uterus, TFU, Perdarahan / pengeluaran pervaginam.
2. Memberitahu pada ibu tentang tanda bahaya pada masa nifas, yaitu seperti demam, perdarahan pervagina, dan sakit kepala yang hebat.
3. Memberitahukan ibu cara menyusui yang benar yaitu ibu duduk tegak tapi santai, tangan ibu menyangga bokong bayi dan tangan satunya memegang payudara, perut bayi menempel pada perut ibu, dagu bayi menempel pada payudara, areola masuk ke mulut bayi dan lidah bayi menopang putting susu.
4. Memberitahu ibu tentang ASI eksklusif, yaitu pemberian ASI selama 6 bulan tanpa pemberian makanan tambahan / susu formula.
5. Memberikan konseling tentang neonatal yang meliputi perawatan tali pusat, menjaga bayi agar tetap hangat, dan cara merawat bayi sehari-hari.
6. Memberitahukan tentang perawatan payudara yaitu, bila payudara bengkak, kompreslah dengan air hangat dan lakukan pemijatan, bila putting susu lecet maka cukup diolesi dengan air susu ibu. Tidak perlu menggunakan obat lain dan cara membersihkannya dengan miyak kelapa.
VII. Evaluasi
Tanggal
S : 1.Ibu dalam keadaan baik
2. Ibu tahu tentang tanda bahaya masa nifas
3. Ibu tahu tentang cara menyusui yang benar
4. Ibu tahu tentang ASI eksklusif
5. Ibu tahu tentang peratan bayinya
6. Ibu tahu tentang cara perawatan payudara
O : KU : Baik , Kesadaran : Composmetis , Ibu sudah memberikan ASI
TD : 110/70 MMHg, N : 84 X/menit, R : 20 X/menit, S : 36
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada dasarnya tidak ada perbedaan antara teori dan praktek di lapangan mengenai pelayanan pada ibu nifas hanya di Rumah Sakit tidak diajarkan tentang senam ibu nifas dan konseling dini KB.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masa nifas atau puerperium berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan yang normal. Pada masa nifas juga terjadi perubahan pada alat reproduksi yaitu pada serviks dan endometrium. Pada psikologi ibu nifas juga terjadi perubahan yaitu masa taking in, taking hold, dan letting go.
Pada masa nifas TFU 2 jari di bawah pusat, pada hari ke-5 post partum uterus kurang lebuh setinggi 7 cm atas symfisis/ setengah sympisis pusat. Setelah 12 hari uterus sudah tidak teraba lagi.
B. Saran
1. Sebaiknya pihak Rumah Sakit menganjurkan setiap pasien dengan post partum spontan untuk melakukan senam nifas.
2. Untuk memudahkan pasien dalam memilih alat kontrasepsi yang akan digunakan setelah melahirkan, sebaiknya pihak Rumah Sakit khususnya di ruang nifas selalu memberikan konseling dini KB pada setiap pasien post partum.