Senin, 08 Desember 2008

MODEL KONSEP INTERAKSI IMOGENE M. KING

MODEL KONSEP INTERAKSI IMOGENE M. KING


A. Kerangka Konsep Imogene M. King

King mengemukakan dalam kerangka konsepnya, hampir setiap konsep yang dimiliki oleh perawat dapat digunakan dalam asuhan keperawatan.

1. Sistem Personal

Menurut king setiap individu adalh system personal (system terbuka). Untuk system personal konsep yang relevan adalah persepsi, diri, peretumbuhan dan perkembangan, citra tubuh, dan waktu.

a. Persepsi

Persepsi adalah gambaran seseorang tentang objek, orang dan kejadian- kejadian. Persepsi berbeda dari satu orang dan orang lain dan hal ini tergantung dengan pengalaman masa lalu, latar belakang, pengetauhan dan status emosi. Karakteristik persepsi adalah universal atau dialami oleh semua, selekltif untuk semua orang, subjektif atau personal.

b. Diri

Diri adalah bagian dalam diri seseorang yang berisi benda-benda dan orang lain. Diri adalah individu atau bila seseorang berkata “AKU”. Karakteristik diri adalah individu yang dinamis, system terbuka dan orientasi pada tujuan.

c. Pertumbuhan dan perkembangan

Tumbuh kembang meliputi perubahan sel, molekul dan perilaku manusia. Perubah ini biasnya terjadi dengan cara yang tertib, dan dapat diprediksiakan walaupun individu itu berfariasi, dan sumbangan fungsi genetic, pengalam yang berarti dan memuaskan. Tumbuh kembang dapat didefinisikan sebagai proses diseluruh kehidupan seseorang dimana dia bergerak dari potensial untuk mencapai aktualisasi diri.

d. Citra tubuh

King mendefinisikan citra diri yaitu bagaimana orang merasakan tubuhnya dan reaksi-reaksi lain untuk penampilanya.

e. Ruang

Ruang adalah universal sebab semua orang punya konsep ruang, personal atau subjektif, individual, situasional, dan tergantung dengan hubunganya dengan situasi, jarak dan waktu, transaksional, atau berdasarkan pada persepsi individu terhadap situasi. Definisi secara operasioanal, ruang meliputi ruang yang ada untuk semua arah, didefinisikan sebagai area fisik yang disebut territory dan perilaku oran yang menempatinya.

f. Waktu

King mendefisikan waktu sebagai lama antra satu kejadian dengan kejadian yang lain merupakan pengalaman unik setiap orang dan hubungan antara satu kejadian dengan kejadian yang lain

2. Sistem Interpersonal

King mengemukakan system interpersonal terbentuk oleh interkasi antra manusia. Interaksi antar dua orang disebut DYAD, tiga orang disebut TRIAD, dan empat orang disebut GROUP. Konsep yang relefan dengan system interpersonal adalah interkasi, komunikasi, transaksi, peran dan stress.

a. Interaksi

Interaksi didefinisak sebagai tingkah laku yang dapat diobserfasi oleh dua orang atau lebih didalam hubungan timbal balik.

b. Komunikasi

King mendefinisikan komunikasi sebagai proses diman informasi yang diberikan dari satu orang keorang lain baik langsung maupun tidak langsung, misalnya melalui telpon, televisi atau tulisan kata. ciri-ciri komunikasi adalah verbal,non verbal, situasional, perceptual, transaksional, tidak dapat diubah, bergerak maju dalam waktu, personal, dan dinamis. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis dalam menyampaikan ide- ide satu orang keorang lain.

Aspek perilaku nonverbal yang sangat penting adalah sentuhan. Aspek lain dari perilaku adalah jarak, postur, ekspresi wajah, penampilan fisik dan gerakan tubuh.

c. Transaksi

Ciri-ciri transaksi adalah unik, karena setiap individu mempunyai realitas personal berdasarkan persepsi mereka. Dimensi temporal-spatial, mereka mempunyai pengalaman atau rangkaian-rangkaian kejadian dalam waktu.

d. Peran

Peran melibatkan sesuatu yang timbal balik dimana seseorang pada suatu saat sebagai pemberi dan disat yang lain sebagai penerima ada 3 elemen utama peran yaitu, peran berisi set perilaku yang di harapkan pada orang yang menduduki posisi di social system, set prosedur atau aturan yang ditentukan oleh hak dan kewajiban yang berhubungan dengan prosedur atau organisasi, dan hubungan antara 2 orang atau lebih berinteraksi untuk tujuan pada situasi khusus.

e. Stress

Definisi stress menurut King adalah suatu keadaan yang dinamis dimanapun manusia berinteraksi dengan lingkungannya untuk memelihara keseimbangan pertumbuhan, perkembangan dan perbuatan yang melibatkan pertukaran energi dan informsi antara seseorang dengan lingkungannya untuk mengatur stressor. Stress adalah suatu yang dinamis sehubungan dengan system terbuka yang terus-menerus terjadi pertukaran dengan lingkunagn, intensitasnya berfariasi, ada diemnsi yang temporal-spatial yang dipengaruhi oleh pengalaman lalu, individual, personal, dan subjektif.

3. Sistem Sosial

King mendefinisikan system social sebagai system pembatas peran organisasi sosisal, perilaku, dan praktik yang dikembangkan untuk memelihara nilai-nilai dan mekanisme pengaturan antara praktk-praktek dan aturan (George, 1995). Konsep yang relevan dengan system social adalah organisasi, otoritas, kekuasaan, status dan pengambilan keputusan.

a. Organisasi

Organisasi bercirikan struktur posisi yang berurutan dan aktifitas yang berhubungan dengan pengaturan formal dan informal seseorang dan kelompok untuk mencapai tujuan personal atau organisasi.

b. Otoritas

King mendefinisikan otoritas atau wewenang, bahwa wewenang itu aktif, proses transaksi yang timbal balik dimana latar belakang, persepsi, nilai-nilai dari pemegang mempengaruhi definisi, validasi dan penerimaan posisi di dalam organisasi berhubungan dengan wewenang.

c. Kekuasaan

Kekuasaan adalah universal, situasional, atau bukan sumbangan personal, esensial dalam organisasi, dibatasi oleh sumber-sumber dalam suatu situasi, dinamis dan orientasi pada tujuan.

d. Pembuatan keputusan

Pembuatan atau pengambilan keputusan bercirikan untuk mengatur setiap kehidupan dan pekerjaan, orang, universal, individual, personal, subjektif, situasional, proses yang terus menerus, dan berorientasi pada tujuan.

e. Status

Status bercirikan situasional, posisi ketergantungan, dapat diubah. King mendefinisikan status sebagai posisi seseorang didalam kelompok atau kelompok dalam hubungannya dengan kelompok lain di dalam organisasi dan mengenali bahwa status berhubungan dengan hak-hak istimewa, tugas-tugas, dan kewajiban.

B. Model konsep keperawatan king

King memahami model konsep dan teori keperawatan denag menggunakan pendekatan system terbuka dalam hubunagn interaksi yang konstan dengan lingkunagan, sehingga King mengemukakan dalm model konsep interaksi.

Dalam mencapai hubungan interaksi, King mengemukakan konsep kerjanya yang meliputi adanya system personal, system interpersonal dan system social yang saling berhuabungan satu dengan yang lain.

Manusia memiliki 3 kebutuhan dasar yaitu kebutuhan terhadap informasi, kesehatan, kebutuhan terhadap pencegahan penyakit dan kebutuhan terhadap perawatan ketika sakit. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, King mengemukakan pendekatan teori yang terdiri dari komponen yang dapat digambarkan dibawah ini :




Perawat Feedback


Aksi Reaksi Interaksi Transaksi














Klien Feedback

Gb. Model Konsep Menurut King

Berdasarkan gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa konsep hubungan manusia menurut King terdiri dari :

1. Aksi merupakan proses awal hubungan 2 individu dalam berprilaku, dalam memahami atau mengenali kindisi yang ada dalam keperawatan dengan digambarkan hubungan keperawatan dan klien melakukan kontrak atau tujuan yang diharapkan.

2. Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi akibat dari adanya aksi dan merupakan respon dari individu.

3. Interaksi merupakan suatu bentuk kerjasama yang saling mempengaruhi antara perawat dan klien yang terwujud dalam komunikasi

4. Transaksi merupakan kondisi dimana antara perawat dank lien terjadi suatu persetujuan dalam rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan.

C. Asumsi King

King mengangsumsikan model konsep dan teori keperawatan secara eksplisit maupun imlisit. Asumsi eksplisit meliputi :

    1. focus sentral dari keperawan adalah interaksi dari manusia dan lingkunganya, dengan tujuan untuk kesehatan manusia
    2. individu adalah social, mengirim, rasional, reaksi, penerimaan, control, berorientasi pada kegiatan waktu.
    3. proses interaksi dipengaruhi oleh persepsi, tujuan, kebutuhan, dan nilai klien serta perawat.
    4. Manusia sebagai pasien mempunyai hak untuk mendapatkan informasi, berpartisipasi dalam membuat keputusan yng mempengaruhi kehidupanya, kesehatan, dan pelayanan komunitas dan menerima atau menolak keperawatan.
    5. tanggung jawab dari anggota tim keehtan adalah memberikan informasi kepada individu tentang semua aspek kesehatan untuk membantu mereka membuat atau mengambil keputusan.
    6. tujuan dari memberi pelayanan kesehatan dan menerima pelayanan mungkin tidak sama.

Sedangakan asumsi implisit meliputi

1. pasien ingin berpartisipasi secara aktif dalam proses keperawatan.

2. pasien sadar, aktif, dadn secara kognitif mampu berpartisipasi dalam pembuatan atau pengambilan keputusan.

3. individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.

4. individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan kesehatan.

D. Pandangan King terhadap keperawatan

1. Konsep Manusia

King memandang manusia sebagai suatu system terbuka yang berinteraksi dengan lingkungan yang memungkinkan benda, energi, dan informasi dengan leluasa mempengaruhinya. Dalam kerangka konsepnya meliputi tiga system interksi yang dinamis sebagai individu disebut sebagai system personal, ketika individu ini bersatu dalam kelompok disebut system interpersonal. System social tercipta ketika kelompok mempunyai ketertarikan dan tujuan yang sama dalam satu komunitas atau masyarakat.

2. Konsep Lingkungan

Menurut king lingkingan adalah system social yang ada dalam masyarakat yang saling berinteraksi dengan system lainya secara terbuka. Lingkungan merupakan suatu system terbuka yang menunjukkan penukaran masalah, energi, informasi dengan keberadaan manusia. Manusia tersebut akan berinteraksi dengan lingkungan internal dengan penukaran energi yang diatur secara terus menerus terhadap perubahan lingkungan eksternal.

3. Konsep Sehat

King mendefinisikan sehat sebagai pengalaman hidup manusia yang dinamis, yang secara berkelanjutan melakukan penyesuain terhadap stressor internal dan eksternal melewati rentang sehat sakit, dengan menggunakan sumber- sumber yang dimiliki oleh seseorang atau individu untuk mencapai kehidupan sehari- sehari yamg maksimal.

4. Konsep Keperawatan

King menyampaikan pola intervensi keperawatanya adalh proses interaksi klien dan perawat meliputi komunikasi dan persepsi yang menimbulkan aksi, reaksi, dan jika ada gangguan, menetapkan tujuan dengan maksud tercapinya suatu persetujuan dan membuat transaksi.

E. Analisa teori.

Berdasarkan model konsep dan teori keperawatan king dapat disimpulkan bahwa konsep keperawatan menurut king adalAh sebai proses aksi, reaksi, dan interaksi perawat dank lien yang secara bersa- sama memberikan informasi tentang persepsi mereka dalam suatu situasi keperawatan dan sebagai proses interaksi humanis antara perawat dan klien yang masing- masing merasakan situasi dan kondisi yang berlainan, dan melalui komunikasi mereka menentukan tujuan, mengeksplorasi maksud, dan menyetujui maksud untuk mencapai tujuan.



DAFTAR PUSTAKA

Chin, P. L .,& Jacobs, M.K, 1983. Theory and nursing : a systematic approach. St. Louis : The CV Mosby Co.

Fitzpatrick, JJ., & Whall, AL ; 1989. Conceptual models of nursing : analysis and application. Norwalk : Appleton and Lange.

George, J.B, 1995. Nursing theories : the base for professional nursing practice. 4 th end. Norwalk : Appleton & Lange.

Hidayat, Aziz Alimul, 2004. Pengantar konsep Dasar keperawatan. Jakara: Salemba Medika

Potter, Patricia A. 2005. Buku ajar fundamental keperawatan : Konsep, Proses, dan praktik Edisi 4. Jakarta : EGC.

ASUHAN KEPERAWATAN KEJANG DEMAM

ASUHAN KEPERAWATAN

  1. Diagnosa Keperawatan

1. Ketidak efektifan jalan nafas berhubungan dengan vaso spasme jalan nafas dan hipersekresi.

2. Hipertermi berhubungan dengan infeksi.

3. Resiko cidera berhubungan dengan awitan cepat dari perubahan status kesadaran dan aktivitas kejang.

4. Kurang pengetahuan orang tua berhubungan dengan kurang informasi tentang proses penyakit dan penatalaksanaan.

  1. Intervensi

1. Ketidak efektifan jalan nafas berhubungan dengan vaso spasme jalan nafas dan hipersekresi.

a. Tujuan dan Kriteria hasil

- Jalan nafas efektif

- Tidak terjadi aspirasi

- Mempertahankan pola pernafasan efektif dengan jalan nafas paten

b. Intervensi dan Rasional

Intervensi

Letakkan pasien pada posisi miring, permukaan datar, miringkan kepela selama serangan kejang.

Rasional.

Meningkatkan aliran (drainase) sekret, mencegah lidah jatuh dan menyumbat jalan napas.

Intervensi

Tanggalkan pakaian pada daerah leher/ dada dan abdomen.

Rasional

Untuk memfasilitasi usaha pernapasan/ ekspansi dada.

Intervensi

Masukan spatel lidah/ jalan napas buatan atau gulungan benda lunak sesuai dengan indikasi.

Rasional

Jika memasukan diawal untuk membuka rahang, alat ini dapat mencegah tergigitnya lidah dan menfasilitasi saat melakukan penghisapan lendir atau memberi sokongan terhadap pernapasan jika diperlukan. Jalan napas buatan mungkin diindikasikan setelah meredanya aktivitas kejang jika pasien tersebut tidak sadar dan tidak dapat mempertahankan posisi lidah yang aman.

Intervensi

Lakukan penghisapan sesuai indikasi.

Rasional

Menurunkan risiko aspirasi atau asfiksia.

2. Hipertermi berhubungan dengan infeksi.

a. Tujuan dan Kriteria hasil

- Mendemonstrasikan dalam batas normal

- Tidak mengalami komplikasi yang berhubungan

b. Intervensi dan Rasional

Intervensi

Pantau suhu pasien (derajat dan pola); perhatikan menggigil/ diaforesis.

Rasional

Suhu 38,9o-41,1o C menunjukkan proses penyakit infeksiusakut. Pola demam dapat membantu dalam diagnosis; mis, kurva demam lanjut berakhirlebih dari 24 jam menunjukkan pneumonia pneumokokal, demam skarlet atau tifoid; demam remiten (bervariasi hanya beberapa derajat pada arah tertentu) menunjukkan infeksi paru; kurva intermiten atau demam yang kembali normal sekali dalam periode 24 jam menunjukkan episode septik, endokarditis septik, atau TB. Menggigil sering mendahului puncak suhu. Catatan : penggunaan antipiretik mengubah pola demam dan dapat dibatasi sampai diagnosis dibuat atau bila demam tetap lebih besar dari 38,9o C.

Intervensi

Pantau suhu lingkungan, batasi/ tambahkan linen tempat tidur, sesuai indikasi.

Rasional

Suhu ruangan/ jumlah selimut harus diubah untuk mempertahankan suhu mendekati normal.

Intervensi

Berikan kompres mandi hangat; hindari penggunaan alkohol.

Rasional

Dapat membantu mengurangi demam. Catatan : penggunaan air es/ alkohol mungkin menyebabkan kedinginan, peningkatan suhu secara aktual. Selain itu, alkohol dapat mengeringkan kulit.

3. Resiko cidera berhubungan dengan awitan cepat dari perubahan status kesadaran dan aktivitas kejang.

a. Tujuan dan Kriteria hasil

- Menunjukkan perubahan perilaku, pola hidup untuk menurunkan faktor resiko

- Melindungi dari cidera

- Mengubah lingkungan sesuai indikasi untuk meningkatkan keamanan.

b. Intervensi

1) Perawatan pra konfulsi

- Berikan bantalan pada tepi tempat tidur.

- Pertahankan posisi tempat tidur

- Pertahankan posisi tempat tidur pada posisi yang rendah

- Bila pasien menjalani tirah baring tinggikan pagar tempat tidur

2) Perawatan konfulsi

- longgarkan pakaian yang ketat

- Singkirkan benda-benda yang membahayakan pasien

- Catat frekuensi, waktu, tingkat kesadaran, bagian tubuh yang terlibat dan lamanya aktivitas

- Berikan obat-obatan sesuai advis dokter.

3) Perawatan pasca konfulsi

- Kaji dan pantau dengan seksama setelah kejang.

- Pertahankan jalan nafas efektif.

- Kaji pasien terhadap cidera dengan seksama.

- Pantau TTV

4. Kurang pengetahuan orang tua berhubungan dengan kurang informasi tentang proses penyakit dan penatalaksanaan.

a. Tujuan dan Kriteria hasil

Diharapkan orang tua dapat memahami dan mengetahui tetang pengertian kejang demam dan penatalaksanaannya.

b. Intervensi

- Beritahukan pada orang tua tentang pengertian kejang demam.

- Beritahukan tentang tanda-tanda kenaikan suhu tubuh.

- Ajarkan pada orang tua tentang cara pencegahan kejang.

- Diskusikan kebutuhan anak dan orang tua untuk mengerti tentang kondisi untuk ikut serta secara efektif dalam perawatan dan pengobatan.

- Ajarkan pada orang tua tentang cara pencegahan dan penatalaksanaan kejang demam.