ASUHAN KEPERAWATAN
- Diagnosa Keperawatan
1. Ketidak efektifan jalan nafas berhubungan dengan vaso spasme jalan nafas dan hipersekresi.
2. Hipertermi berhubungan dengan infeksi.
3. Resiko cidera berhubungan dengan awitan cepat dari perubahan status kesadaran dan aktivitas kejang.
4. Kurang pengetahuan orang tua berhubungan dengan kurang informasi tentang proses penyakit dan penatalaksanaan.
- Intervensi
1. Ketidak efektifan jalan nafas berhubungan dengan vaso spasme jalan nafas dan hipersekresi.
a. Tujuan dan Kriteria hasil
- Jalan nafas efektif
- Tidak terjadi aspirasi
- Mempertahankan pola pernafasan efektif dengan jalan nafas paten
b. Intervensi dan Rasional
Intervensi
Letakkan pasien pada posisi miring, permukaan datar, miringkan kepela selama serangan kejang.
Rasional.
Meningkatkan aliran (drainase) sekret, mencegah lidah jatuh dan menyumbat jalan napas.
Intervensi
Tanggalkan pakaian pada daerah leher/ dada dan abdomen.
Rasional
Untuk memfasilitasi usaha pernapasan/ ekspansi dada.
Intervensi
Masukan spatel lidah/ jalan napas buatan atau gulungan benda lunak sesuai dengan indikasi.
Rasional
Jika memasukan diawal untuk membuka rahang, alat ini dapat mencegah tergigitnya lidah dan menfasilitasi saat melakukan penghisapan lendir atau memberi sokongan terhadap pernapasan jika diperlukan. Jalan napas buatan mungkin diindikasikan setelah meredanya aktivitas kejang jika pasien tersebut tidak sadar dan tidak dapat mempertahankan posisi lidah yang aman.
Intervensi
Lakukan penghisapan sesuai indikasi.
Rasional
Menurunkan risiko aspirasi atau asfiksia.
2. Hipertermi berhubungan dengan infeksi.
a. Tujuan dan Kriteria hasil
- Mendemonstrasikan dalam batas normal
- Tidak mengalami komplikasi yang berhubungan
b. Intervensi dan Rasional
Intervensi
Pantau suhu pasien (derajat dan pola); perhatikan menggigil/ diaforesis.
Rasional
Suhu 38,9o-41,1o C menunjukkan proses penyakit infeksiusakut. Pola demam dapat membantu dalam diagnosis; mis, kurva demam lanjut berakhirlebih dari 24 jam menunjukkan pneumonia pneumokokal, demam skarlet atau tifoid; demam remiten (bervariasi hanya beberapa derajat pada arah tertentu) menunjukkan infeksi paru; kurva intermiten atau demam yang kembali normal sekali dalam periode 24 jam menunjukkan episode septik, endokarditis septik, atau TB. Menggigil sering mendahului puncak suhu. Catatan : penggunaan antipiretik mengubah pola demam dan dapat dibatasi sampai diagnosis dibuat atau bila demam tetap lebih besar dari 38,9o C.
Intervensi
Pantau suhu lingkungan, batasi/ tambahkan linen tempat tidur, sesuai indikasi.
Rasional
Suhu ruangan/ jumlah selimut harus diubah untuk mempertahankan suhu mendekati normal.
Intervensi
Berikan kompres mandi hangat; hindari penggunaan alkohol.
Rasional
Dapat membantu mengurangi demam. Catatan : penggunaan air es/ alkohol mungkin menyebabkan kedinginan, peningkatan suhu secara aktual. Selain itu, alkohol dapat mengeringkan kulit.
3. Resiko cidera berhubungan dengan awitan cepat dari perubahan status kesadaran dan aktivitas kejang.
a. Tujuan dan Kriteria hasil
- Menunjukkan perubahan perilaku, pola hidup untuk menurunkan faktor resiko
- Melindungi dari cidera
- Mengubah lingkungan sesuai indikasi untuk meningkatkan keamanan.
b. Intervensi
1) Perawatan pra konfulsi
- Berikan bantalan pada tepi tempat tidur.
- Pertahankan posisi tempat tidur
- Pertahankan posisi tempat tidur pada posisi yang rendah
- Bila pasien menjalani tirah baring tinggikan pagar tempat tidur
2) Perawatan konfulsi
- longgarkan pakaian yang ketat
- Singkirkan benda-benda yang membahayakan pasien
- Catat frekuensi, waktu, tingkat kesadaran, bagian tubuh yang terlibat dan lamanya aktivitas
- Berikan obat-obatan sesuai advis dokter.
3) Perawatan pasca konfulsi
- Kaji dan pantau dengan seksama setelah kejang.
- Pertahankan jalan nafas efektif.
- Kaji pasien terhadap cidera dengan seksama.
- Pantau TTV
4. Kurang pengetahuan orang tua berhubungan dengan kurang informasi tentang proses penyakit dan penatalaksanaan.
a. Tujuan dan Kriteria hasil
Diharapkan orang tua dapat memahami dan mengetahui tetang pengertian kejang demam dan penatalaksanaannya.
b. Intervensi
- Beritahukan pada orang tua tentang pengertian kejang demam.
- Beritahukan tentang tanda-tanda kenaikan suhu tubuh.
- Ajarkan pada orang tua tentang cara pencegahan kejang.
- Diskusikan kebutuhan anak dan orang tua untuk mengerti tentang kondisi untuk ikut serta secara efektif dalam perawatan dan pengobatan.
- Ajarkan pada orang tua tentang cara pencegahan dan penatalaksanaan kejang demam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar